Bagimu
Malam di pelataran selalu membawa kisah
di mulai dari
meracik kopi tanpa gula
Katamu, untuk obat magh yang kau derita
Buru-buru kau selipkan rokok di sela jari telunjuk dan tengah
Asap tipis mengudara
Abunya kau biarkan berterbangan
Masih dipelataran kisah berlanjut
Kau pandangi ladang jagung yang sunyi nan gelap
Sesekali daunnya melambai
diterpa angin musim kemarau
Mengajak kau merindu seseorang
Kisah masih berlanjut ditemani malam
Kau menengadah ke langit-langit
Katamu langit dan isinya menjelma menjadi seseorang itu
Kenangan mulai digelar
Membentang antara kau dengannya
Betapa banyak kisah yang lewat tanpanya
Kau peluk tubuh sendiri
membayangkan duduk sejajar dengannya
mengulang masa kopi dan rokok beradu kenikmatan
bersama seseorang yang selalu kau sebut Ayah
Katamu, rindu ini memang tak berujung
Kadang menyibak hingga ke masa kanak-kanak
Menyeruak ke permukaan
Walau lidah saling sering bersilat amarah, cinta, dan kesedihan
Atau saling gagal tafsir soal hidup yang terus bergerak,
musisi yang baru saja mengeluarkan album
Namun hati selalu kembali kepadanya,
dan tubuhnya yang ingin selalu kau rengkuh
berlindung di kedua tangannya yang melingkar di tubuhmu
Atas segala derita yang tersisa
berlindung di kedua tangannya yang melingkar di tubuhmu
Atas segala derita yang tersisa
Frederich Humburuch kau sebut ayahmu,
jika tak sibuk di sorga
Mari rayakan hari-hari kemarin yang terlepas
dengan kopi dan rokok
sambil mendengar Blowin' In the Wind-nya Bob Dylan
Nb : Puisi ini kutulis untuk seseorang yang kutahu selalu merindukan Frederich Humburuch
Pare-20-08-2019
0 komentar