Kisah kau dan Frederich Humburuch

By fasyaarina - Agustus 20, 2019

Bagimu
Malam di pelataran selalu membawa kisah
di mulai dari
meracik kopi tanpa gula
Katamu, untuk obat  magh yang kau derita
Buru-buru kau selipkan rokok di sela jari telunjuk dan tengah
Asap tipis mengudara 
Abunya kau biarkan berterbangan

Masih dipelataran kisah berlanjut
Kau pandangi ladang jagung yang sunyi nan gelap
Sesekali daunnya melambai
diterpa angin musim kemarau
Mengajak kau merindu seseorang

Kisah masih berlanjut ditemani malam
Kau menengadah ke langit-langit
Katamu langit dan isinya menjelma menjadi seseorang itu
Kenangan mulai digelar
Membentang antara kau dengannya
Betapa banyak kisah yang lewat tanpanya

Kau peluk tubuh sendiri
membayangkan duduk sejajar dengannya
mengulang masa kopi dan rokok beradu kenikmatan
bersama  seseorang yang selalu kau sebut Ayah 

Katamu, rindu ini memang tak berujung
Kadang menyibak hingga ke masa kanak-kanak
Menyeruak ke permukaan
Walau lidah saling sering bersilat amarah, cinta, dan kesedihan
Atau saling gagal tafsir soal hidup yang terus bergerak, 
musisi yang baru saja mengeluarkan album
Namun hati selalu kembali kepadanya, 
dan tubuhnya yang ingin selalu kau rengkuh
berlindung di kedua tangannya yang melingkar di tubuhmu
Atas segala derita yang tersisa

Frederich Humburuch kau sebut ayahmu,
jika tak sibuk di sorga
Mari rayakan hari-hari kemarin yang terlepas 
dengan kopi dan rokok 
sambil  mendengar Blowin' In the Wind-nya Bob Dylan

Nb : Puisi ini kutulis untuk seseorang yang kutahu selalu merindukan Frederich Humburuch
Pare-20-08-2019

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar